INVENTARISASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB UNTUK BERALIH MENJADI PETANI MENETAP BAGI MANTAN PELADANG/PEKEBUN BERPINDAH-PINDAH DAERAH KAWASAN HUTAN LINDUNG


NAJIB ASMANI


NOMOR KLASIFIKASI                      : 333.760 72    Asm     i
LOKASI PENELITIAN                       : Desa Bandar Jaya Kecamatan Pagaralam Kab. Lahat
JANGKA WAKTU PENELITIAN        : 5 Bulan
PEMBIAYAAN                                    : Rp  1.000.000,-


            Hutan merupakan sumber daya alam yang perlu dilestarikan. Hutan yang berada di hulu sungai fungsinya sangat vital dalam ekosistem. Suatau dilemma, masih banyak masyarakat memanfaatkan hutan lindung sebagai lahan pertanian. Pemerintah sejak tahun 1982 telah melarang mengusahakan hutan lindung dan banyak petani yang mematuhinya.
            Penelitian yang dilakukan ini berjudul : “Inventarisasi factor-factor penyebab untuk beralih menjadi petani menetap bagi mantan peladang/pekebun berpindah-pindah daerah kawasan Hutan Lindung” sebuah kasus di Desa Bandar Jaya, Pagaralam, Kabupaten Lahat dilaksanakan pada bulan Desember 1991. Petani  Contoh diambil sebanyak 20 orang.
            Kebun kopi petani yang berada di hutan lindung umurnya telah mencapai kurang lebih 25 tahun. Pohon pelindung yang digunakan adalah jenis Albasia, yang lingkar batangnya sudah mencapai kurang lebih 60 cm, tinggi batang kurang lebih 15 meter dan mahkota daun berdiameter kurang lebih 10 meter. Dari sisi agroforestry, pohon pelindung ini sudah merupakan usaha pelestarian hutan secara swadaya dan petani tidak lagi membuka hutan baru, cukup memelihara kebun yang ada.
            Dari segi social yang menarik bagi petani tinggal disini adalah factor kekerabatan sesame anggota masyarakat. Disini tidak ada perbedaan kelas-kelas social yang menyangkut pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
            Faktor ekonomi yang menarik bagi petani yaitu dikarenakan mereka sudah memiliki lahan kopi di luar kawasan hutan lindung dengan luasa berkisar 1 sampai 2 hektar. Kebutuhan hidup mereka disesuaikan dengna penerimaan yang diperoleh. Selain penerimaan dari perkebunan kopi, banyak petani menanfaatkan waktu luang sebagai buruh tani di desa terdekat.
            Prasarana jalan masih memprihatinkan, jarak 12 km dari Bandar ditempuh dengan menggunakan kuda beban yang biayanya Rp 50,- untuk 1 kg barang sedang untuk jasa orang sebesar Rp 1.000,- per orang. Masalah teknis budidaya yang umum, yaitu petani belum mapu termotivasi menggunakan pupuk buatan. Masalah harga kopi, bagi petani banyak yang pasrah karena harga kopi ditentukan oleh pasaran internasional.

 
Refrensi yang digunakan sebanyak 6 judul

 
HASIL
  1. Penduduk dan Lokasi Tempat tinggal
  2. Keadaan kebun kopi dan pohon pelindung
  3. Larangan dan Efeknya
  4. Faktor social
  5. Faktor ekonomi
  6. Masalah
  7. Penerimaan Keluarga
  8. Alternatif Usaha

No comments:

Post a Comment