Analisa Risiko dan Imbal Hasil Saham-Saham Sektor Telekomunikasi Dibanding Saham LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Oleh Ratna Juwita

Dalam investasi, investor terlebih dahulu harus melakukan analisis risiko dan imbal hasil guna mengukur kinerja saham yang dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pengukuran kinerja saham secara teoritis dapat dilakukan dengan menggunakan metode indeks Sharpe dan indkes Jensen. Penelitian ini akan menganalisis risiko dan imbal hasil saham pada sector telekomunikasi serta membandingkan kinerja saham sketor telekomunikasi terhadap saham paa LQ 45 dengan tujuan untuk 1) Melihat pengaruh risiko dan imbal hasil terhadap saham-saham sector telekomunikasi. 2) Mengetahui shaam manakah dari sector telekomunikasi yang merupakan saham yang paling unggul dan 3) Mengetahui kinerja saham-saham sector telekomunikasi dibandingkan dengan saham pada LQ 45. Penelitian ini dilakukan terhadap 409 sampel berdasarkan data time serles selama dua tahun dengan data mingguan dan data corss section sebanyak lima saham pada sector telekomunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara individual saham TLKM memiliki imbal hasil yang tinggi dan risiko yang rendah disbanding saham pada sector telekomunikasi. Sedangkan saham yang memiliki kinerja paling baik dalam sector jika diukur dari imbal hasil pasar dan standar deviasi melalui indeks Sharpe dan indeks Jensen adalah sahan BTEL. Selanjutnya jika dibandingkan dengan kinerja saham dan LQ 45 secara rata-rata, maka sham sector telekomunikasi memiliki kinerja yang lebih baik.
Analisis risiko dan imbal hasil bergurna bagi investor dalam hal mengukur kinerja sahan dan memilih saham-saham, sehingga investor dapat memilih saham yang memberikan tingkat imbal hasil yang tinggi dan risiko yang rendah.

Nomor Klasifikasi: 332.607    Juw    a    2007

No comments:

Post a Comment